Sebelum
berbicara tentang kebaikan, adakalanya kita mengetahui apa itu ‘baik’?
Berdasarkan kamus Besar Bahasa Indonesia, baik adalah elok, patut, teratur, tidak
ada celanya, berguna, pulih, selamat. Jadi dapat disimpulkan bahwa ‘kebaikan’
itu artinya sifat yang baik, namun sesuai aturan norma yang berlaku.
Pada
bulan Ramadan ini ada baiknya kita sebagai umat manusia melakukan sejumlah
kebaikan seperti bulan Ramadan sebelumnya. Dengan begitu kita akan mendapatkan
sejumlah manfaat dan pahala untuk diri kita maupun orang lain. Melakukan
kebaikan di bulan Ramadan ini bisa dengan menolong kerabat keluarga yang
mengalami kesulitan ekonomi. Kita juga bisa memberikan orang-orang sedekah
sesuai dengan kemampuan diri masing-masing, Selain itu kita juga dapat
menunaikan zakat kepada yang berhak menerimanya, seperti fakir, miskin, ‘amil,
mu’allaf, orang yang memiliki hutang, dan orang-orang rantau. Dapat pula
melakukan kebaikan dengan menepati janji kepada Allah SWT maupun kepada orang lain.
Melakukan
kebaikan itu tidak harus selalu melakukan kebaikan kepada orang lain, namun
juga terhadap diri kita sendiri. Melakukan kebaikan terhadap diri sendiri itu
bisa dengan mengapresiasi diri sendiri. Dengan mengapresiasi atau menghargai
diri sendiri, kita akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Diri ini
memanglah banyak kekurangan, akan tetapi dapat diimbangi dengan menemukan
sejuta kelebihan yang kita miliki yakni dengan cara menghargai diri sendiri.
Dengan menghargai diri sendiri kita sebagai manusia dapat jauh lebih bersyukur
daripada sebelumnya. Selain itu, kita juga dapat mengenali apa arti dari
bersabar. Pada bulan Ramadan ini banyak rintangan yang dijalani seperti
melakukan puasa yakni menahan lapar dan haus hingga menjelang maghrib. Sepanjang
waktu tersebut kita harus menahan emosi yang berlebihan dengan cara bersabar.
Ujian yang datang tersebut akan segera terlewati dengan belajar untuk
menahannya.
Namun
ada satu hal yang perlu diperhatikan, bulan Ramadan kali ini berbeda dengan
bulan Ramadan sebelum-sebelumnya. Ya, bulan Ramadan kali ini seluruh umat
manusia didampingi oleh musim wabah covid-19. Wabah dimana kini membuat seluruh
umat manusia di dunia menjadi kalut. Apa itu wabah covid-19? Covid-19 ialah
suatu penyakit menular yang disebabkan oleh jenis virus corona yang baru
ditemukan pada tahun 2019 kemarin. Gejalanya bermacam-macam. Pada umumnya
seperti demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, maupun diare. Apabila
sudah kesulitan bernafas, maka sebaiknya segera mencari pertolongan medis
karena akan dapat merenggut nyawa. Virus ini dapat menyebar melalui orang yang tertular
covid-19 dan memercikkan air dari hidung ataupun mulut. Orang-orang yang
menyentuh bekas air tersebut, menggosokkannya ke wajah, area mata, mulutnya,
maka akan ikut tertular juga.
Pada
akhirnya bulan Ramadan saat ini pun dijalani dengan penuh perlindungan.
Biasanya orang-orang melakukan ibadah salat tarawih berjamaah di masjid menjadi
terhambat. Hal itu dikarenakan pencegahan penularan dengan menjaga jarak
terhadap orang-orang setidaknya sepanjang 1 meter. Hal teraman yang dilakukan
saat ini adalah dengan mengisolasi diri di rumah, Namun bulan Ramadan yang
berbeda saat ini tidak akan dapat menjadi penghalang kita untuk melakukan
kebaikan kepada diri sendiri maupun orang lain. Kita dapat menepati janji
kepada Tuhan untuk selalu beribadah tepat waktu. Kita masih dapat menahan lapar
dan haus maupun melewati kesulitan kita selama masa pandemic ini dengan
bersabar dan selalu meminta pertolongan kepada Tuhan agar kita semua dapat
melewati masa isolasi diri tanpa ada yang tertular lagi satu sama lain.
Setidaknya kita harus mensyukuri hari ini dimana kita masih dilindungi oleh
Tuhan selama menjalani kemelut dari wabah ini.
Selain
itu, kita juga masih dapat melakukan kebaikan kepada orang lain dengan
bersedekah maupun memberikan zakat. Namun dengan satu syarat, yaitu dengan selalu
menjaga diri dengan menggunakan masker saat keluar rumah demi diri sendiri
maupun orang lain. Menjaga untuk tidak bersin, keluar rumah apabila ada hal
yang mendesak saja, maupun tidak melakukan kontak fisik dengan orang lain itu
juga termasuk dalam melakukan kebaikan dengan orang lain. Setidaknya dengan
melakukan hal-hal tersebut, dapat mencegah dan mengurangi umat manusia yang
tertular virus tersebut.
Namun
dari hal itu semua, melakukan suatu kebaikan tidak perlu menunggu bulan yang
tepat seperti saat bulan Ramadan misalnya. Manusia memiliki kelebihan dalam
menjalankan suatu pilihan jika disertai dengan kemauan. Jadi melakukan kebaikan
terhadap orang lain maupun terhadap diri-sendiri dapat dilakukan selama memiliki
kemauan. Menunggu untuk melakukan kebaikan di bulan Ramadan pun akan menjadi
alasan. Selama manusia memiliki kemauan, bulan Ramadan maupun bulan-bulan
lainnya pun dapat kita terjang dalam melakukan kebaikan. Covid-19 pun tidak
akan menjadi penghalang kita lagi untuk melakukan kebaikan yang disertai dengan
batasan-batasan. Dengan batasan-batasan itu kita juga akan menjadi jauh lebih
bersyukur karena sampai hari ini pun kita masih diizinkan Tuhan untuk melakukan
kebaikan kepada orang lain, walaupun selama masa pandemi sekalipun.
Referensi:
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public
diakses pada tanggal 8 Mei 2020
https://www.sehatq.com/artikel/covid-19-ditetapkan-sebagai-pandemi-apa-artinya
diakses pada tanggal 8 Mei 2020
https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3771543/siapa-saja-orang-orang-yang-berhak-menerima-zakat
diakses pada tanggal 8 Mei 2020
https://kbbi.web.id/baik diakses pada
tanggal 8 Mei 2020
"Tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Competition "Ceritaku Dari Rumah" yang diselenggarakan oleh Ramadan Virtual Festival dari Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan"