pesan pembuka dan penutup

Senin, 30 Mei 2022

TUGAS BERITA::Penggerebekan Pilot Lion Air di Hotel Masih Dugaan

 Berita ini dibuat untuk tugas latihan dari Tempo Institute


Penggerebekan Pilot Lion Air di Hotel Masih Dugaan

Ilustrasi: pexels.com/pixabay


Gresik - Seorang wanita menggerebek suaminya yang sedang bersama dengan pramugari di hotel. Penggerebekan terjadi pada Rabu (18/5) malam lalu. Diketahui bahwa pria yang berinisial R berprofesi sebagai pilot di Lion Air. Istri R yang berinisial E melaporkan suaminya ke Polrestabes Surabaya.

 

E menyatakan bahwa dia sudah memaafkan suaminya, tetapi E ingin proses hukum terus berlanjut.

 

"Saya memaafkan, tapi tidak akan melupakan. Saya juga ingin perkaranya diselesaikan melalui jalur hukum dan ada sanksi dari kantor (maskapai) suami saya," ucapnya.

 

Mirzal Maulana, AKBP Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya menjelaskan bahwa R dan rekannya tersebut sudah diperiksa dan sudah digelar perkara. Hasil dari interogasi menyatakan bahwa tidak ditemukan terkait adanya dugaan perselingkuhan atau perzinaan.

 

"Karena hasil gelar perkara kemarin masih seputar dugaan perzinaan, tapi hasil pemeriksaan dan hasil lab tidak terbukti adanya perzinaan. Ini yang masih kami dalami," kata Mirzal, Jumat (20/5) lalu.

 

Akhmad Yusep Gunawan, Kombes Kapolrestabes Surabaya juga menyatakan terkait laporan E yang telah menggerebek suaminya dan diduga sedang berselingkuh dengan rekan kerjanya.

"Saat ini masih dalam proses pemeriksaan," kata Akhmad Yusep Gunawan pada Kamis (19/5) lalu.

 

Akhmad Yusep Gunawan mengatakan bahwa pihak Polrestabes Surabaya masih menindaklanjuti laporan itu dengan melakukan pendalaman laporan serta serangkaian pemeriksaan.

 

E juga melaporkan kasus suaminya di kantor maskapai dimana tempat R bekerja. Pada Minggu  (29/5) lalu, Danang Mandala Prihantoro, Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, buka suara atas kejadian ini. Ia menegaskan bahwa maskapai akan menerapkan ketentuan perusahaan.

 

"Menyikapi berita yang beredar mengenai permasalahan pribadi awak pesawat dengan pihak keluarga. Lion Air akan menjalankan sesuai ketentuan dari perusahaan," terangnya.

 

Danang Mandala Prihantoro memberikan pernyataan bahwa Lion Air tidak akan mencampuri ranah pribadi karyawannya. Namun Lion Air sangat menghormati dan mendukung penanganan serta penyidikan oleh pihak terkait dan berkepentingan. Danang Mandala Prihantoro menjelaskan bahwa dugaan perselingkuhan keduanya merupakan tanggung jawab masing-masing.


“Mengenai tindakan yang dilakukan dari oknum kedua belah pihak menjadi tanggung jawab keduanya, karena sudah sama-sama dewasa. Lion Air meminta agar tidak melibatkan perusahaan (institusi Lion Air) yang bersifat tendensius, berdampak merugikan perusahaan," jelas Danang.

(AJ)

 

Referensi:

https://news.detik.com/berita/d-6101010/5-fakta-terkini-istri-gerebek-suami-pilot-dan-pramugari
https://www.detik.com/jatim/hukum-dan-kriminal/d-6099448/polisi-panggil-pilot-di-surabaya-yang-diduga-selingkuh-dengan-pramugari

https://news.detik.com/berita/d-6100666/suara-istri-usai-gerebek-pilot-dan-pramugari-lion-air-di-hotel

 

Kamis, 20 Januari 2022

SINOPSIS DRAMA KOREA BRILLIANT LEGACY (2009) EPISODE 2

referensi gambar: Bukalapak

 

 

Nah, kemarin kan kita sudah mulai mengetahui watak dari si ibu tiri yang tidak bisa menenangkan Eun Seung yang sedang berduka. Dia malah menepis kekesalannya dengan membalas balik ucapan Eun Seung. Ini baru awalnya nih! Belum panas, panas...

 

EPISODE 2

 Padahal suaminya baru meninggal, tetapi ibu tiri Eun Seung sudah menangani bagaiamana caranya agar ia mendapatkan uang asuransi. Disini juga kita juga diperlihatkan betapa keras kepalanya Eun Seung. Dia ingin membawa adik laki-lakinya, Eun Woo, untuk mengikuti acara persemayaman terakhir ayahnya. tetapi ibu tirinya menolak agar Eun Woo tidak membuat keributan disana. Tetapi Eun Seung tetap kukuh pada pendapatnya. Kemudian ibu tirinya membiarkan Eun Seung melakukannya karena Eun Seung berkata, "Dia adikku!" Keras kepala banget kan? Ibu tirinya mengatakan kembali, "Iya, dia ayahmu dan dia adikmu kan?" tandasnya dengan wajah kesal. Padahal akhirnya Eun Seung kesulitan juga untuk mengajak Eun Woo masuk ke dalam mobil untuk mengantarkan abu dari jenazah ayahnya. Dari kejauhan, ayahnya melihat kejadian itu sambil tidak kuat membendung air mata. Beliau yakin kalau istrinya akan merawat ketiga anaknya.

Di sisi lain, Hwan menunggu Eun Seung untuk menukar tasnya. Hwan menyampaikan agar Eun Seung segera datang di tempat yang sudah dijanjikan melalui kakak senior Eun Seung. Tapi Eun Seung tidak dapat dihubungi karena ia dalam masa berduka. Pemberitaan di koran tentang bangkrutnya perusahaan dan kematian ayah Eun Seung ditemukan secara tidak sengaja oleh kakak Seniornya (Wah, mulai jalan mundur nih orang!) Jun Se merasa tersinggung karena kakak senior Eun Seung menceritakan kematian ayah Eun Seung tetapi ia tidak ikut berbelasungkawa disana. Jun Se memukulnya dan mengatakan, "Dasar brengsek!" (Good job, Jun Se!)

 Kembali kepada Hwan. Saat menunggu Eun Seung bersama dengan temannya, ia bertemu dengan neneknya yang membawanya paksa untuk pulang ke rumah. Kan sebelumnya dia juga sekolah di luar negeri dan pulang tanpa sepengetahuan neneknya. Kerjaannya hanya menginap di hotel dan  menghambur-hamburkan uang nih orang! Neneknya memiliki perusahaan besar sop daging sapi. Anak laki-lakinya sudah meninggal, makanya yang menggantikan adalah ibunya yang sudah tua. Karena perusahaan itu akan diwariskan kepada Hwan, si nenek berusaha memaksa Hwan untuk bekerja menjadi pegawai di salah satu rumah makan yang dikelolanya. Namun Hwan menolaknya. Setelah dibujuk ibunya, ia mau melakukannya. Hwan datang terlambat ke rumah makan itu. Tetapi lagaknya seperti orang tidak bersalah. Dengan santainya Hwan mencari manajer disana. Hwan diminta segera berganti pakaian seragam, tetapi dia malah membuang seragam itu. Hwan bilang, "Aku disini diminta nenekku untuk bekerja, bukan berganti pakaian." wkwkk.... Dia malah dengan asiknya menelepon Seung Mi dan menanyakan keadaan ibu Seung Mi. Tetapi Seung Mi tidak mengatakan jika ayahnya telah meninggal karena disuruh oleh ibunya untuk menutupinya.

Saat di rumah, Eun Seung dan Seung Mi ketakutan karena orang-orang menyita barang-barang di rumahnya dengan melabeli barang-barang tersebut. Beberapa orang juga datang ke rumahnya untuk menagih hutang. Ibu tirinya berusaha untuk membereskan kekacauan tersebut. Ibu tirinya mengajak Eun Seung berbicara empat mata.  Ibu tirinya meminta Eun Seung dan Eun Woo untuk segera pindah dari rumahnya. Seung Mi mengintip dari balik dinding. Kemudian ia meminta agar ibunya tidak mengusir saudara-saudaranya. Tetapi ibunya melakukan itu semua demi masa depan Seung Mi dan Hwan. Sebelum mereka pergi, ibunya memberikan sejumlah uang di amplop kepada Eun Seung. 

Tidak mudah bagi Eun Seung untuk pindah di hotel bersama dengan Eun Woo. Eun Woo juga merasa kesulitan berbaur dengan teman-temannya di sekolah semenjak kematian ayahnya. Bahkan saat Eun Seung menitipkan Eun Woo di rumah keluarga sahabatnya, sedangkan Eun Seung mencari tempat tinggal dan pekerjaan, Eun Woo begitu sulit ditenangkan. Pada akhirnya Eun Seung membawa Eun Woo pergi. Saat menginap di sauna, Eun Woo memukul orang dan merebut makanan anak kecil. Saat Eun Seung mencoba membela saudaranya yang dihina, ia menyadari bahwa uang amplop yang direkatkan di perutnya telah hilang. Eun Seung menjadi putus asa dan berniat terjun dari gedung lantai atas bersama dengan adiknya. Namun saat Eun Woo mengatakan bahwa ia menyayangi kakaknya, Eun Seung tersadar dan mencegah adiknya untuk jatuh bersamanya (mewek banget nih di bagian sini).

Sepanjang diminta bekerja, Hwan selalu berbicara kasar pada manajernya. Dia diminta untuk mengangkat dan memindahkan barang dari truk ke dalam ruangan. Tetapi Hwan malah mengira manajer tidak menyukainya dan diminta untuk memecatnya saja. Manajer itu melaporkan perilaku Hwan pada nenek Hwan. Hwan pun kembali bekerja dan mengenakan seragam di rumah makan tersebut. Ia diajari manajer untuk mengukur suhu sop daging sapi. Sementara itu, ibu tiri Eun Seung meminta bantuan ibu Hwan untuk beriventasi di perusahaan nenek Hwan. Duh, rayuan mautnya sungguh menjanjikan, wkwkk...

Pada akhirnya Eun Sung dan Eun Woo menemui Hye Ri, teman SMA nya yang bekerja di klub malam. Saat kematian ibunya Hye Ri, ayah Eun Seung membantu membayarkan tagihan kematian ibunya. Maka dari itu, Hye Ri sangat berterima kasih pada Eun Seung dan berkata dengan sedih kenapa Eun Seung datang kepadanya saat ia sedang kesulitan saja. Eun Woo dititipkan di rumah Hye Ri bersama dengan tunangannya. Jadi saat Eun Seung dan Hye Ri bekerja di klub saat malam hari, Eun Woo akan dijaga oleh tunangannya Hye Ri. Hwan, adik perempuannya, Jun Se, dan Seung Mi datang ke klub untuk merayakan ulang tahun adik Hwan. Seung Mi melihat Eun Seung bekerja di klub itu dan ia segera pulang dengan tergesa-gesa karena takut ketahuan Hwan kalau ia memiliki seorang kakak yang sudah diusir oleh ibunya. Tak disangka Hwan bertemu dengan Eun Sung dan menagih tasnya sampai terjadi pertengkaran dengan Eun Sung karena Hwan telah merusak hp nya.

Di sisi lain, Eun Woo disuruh oleh tunangannya Hye Ri untuk membelikannya bir untuknya dan cokelat untuk Eun Woo. Eun Woo diberitahu petunjuk jalannya, tetapi di tengah perjalanan Eun Woo menemukan rumah guru les pianonya dan memecahkan jendela rumah tersebut. Lalu ia memainkan piano yang ada di dalam rumah tersebut. Guru lesnya mengabarkan hal itu pada ibu tiri Eun Seung. Ibu tirinya hendak mengembalikan Eun Woo pada kakaknya, tetapi Eun Seung tidak mengangkat teleponnya sama sekali. Namun ibu tirinya mengurungkan niatnya untuk mengembalikan Eun Woo di saat anak tirinya itu berbicara sendiri tentang segala hal pribadi ibu tirinya seperti nomer handphone ibunya, plat mobil dan alamat apartemen baru ibunya. Karena takut kalau Eun Seung akan menemukannya, maka Eun Woo dibawanya pergi sampai ke kampung halamannya. Disana Eun Woo diminta ibunya untuk berdiri di depan salah satu rumah tanpa harus menyebutkan nomer handphone kakaknya. Ibu tirinya menyuruhnya untuk tidak menelepon akkaknya kalau ingin bertemu kakaknya lagi. Kasihan banget Eun Woo ini. Dia hanya menuruti ibunya dan berdiri sendirian disana sambil menikmati sekotak susu. Sedangkan Eun Seung baru saja mengetahui hilangnya Eun Woo saat ditelepon Hye Ri melalui ponsel temannya.


-BERSAMBUNG-


Selasa, 21 Desember 2021

SINOPSIS DRAMA KOREA BRILLIANT LEGACY (2009) EPISODE 1

referensi foto. kompas.com

 

 Gila! Gila! Gila! Dulu aku menonton drama korea ini di televisi dan tidak begitu mengerti tentang alurnya. Namun sudah sejak dulu aku melabel bahwa drama korea satu ini bagus banget! Setelah bertahun-tahun berlalu, aku kembali penasaran dengan drama korea ini. Pasalnya, aku juga sudah lupa sebagian besar alur kisah drama korea ini. Aku juga baru menyadari kalau pemeran utamanya adalah Han Hyo Joo yang jadi Go Eun Seung. Dulu aku suka banget aktingnya di drama korea ini. Gadis yang begitu kuat dalam menjalani cobaan hidup, betapa tangguhnya dalam mencari adiknya, dan menyadari betapa menakutkannya uang. Yap, ia juga menyadari bahwa tidak adanya uang, tidak menjadikannya apa-apa. Mencari rumah dengan uang seadanya membuatnya cukup sulit, hanya adiknya yang diberi makan karena harus menghemat uang, sampai uangnya hikang di sauna dan berakhir dengan meminta bantuan temannya. Aku masih menonton sebagian episodenya sih, tapi entah kenapa rasanya aku ingin memukul diriku yang dulu. Kenapa lagi kalau bukan aku yang dulu lebih milih Hwan (Lee Seung Gi) karena dia ganteng, wkwkk... tapi beberapa episode yang baru saja aku tonton membuatku kasihan sama second lead kalau pada akhirnya tidak dipilih. Soalnya kan setiap Eun Seung mengalami kesulitan, second lead itu yang selalu ada bersamanya. Hwan mah nyusahin hidup orang ajah wkwkkk... tapi nggak tahu ya, sepanjang perjalanan aku menonton episode, perasaanku akan berubah atau tidak. Satu hal yang paling aku ingat adalah saat nenek Hwan hilang ingatan sementara dan hanya mengingat anaknya yang sudah meninggal. Dulu aku sampai mewek saat menontonnya. Tidak disangka aku akan kembali berderai air mata saat kembali menontonnya. Aah, kebanyakan spoiler deh! Langsung ajah, kita baca bersama yuk sinopsis setiap episodenya!

 

EPISODE 1

 Dari kisah pertama kita sudah dihadapkan wajah si ibu tiri yang sudah tahu keluarganya akan bangkrut, tetapi ia tetap membeli perhiasan mahal karena gengsi. Go Eun Sung yang sekolah di luar negeri diminta ayahnya kembali ke rumah karena uang mereka tidak cukup lagi untuk membiayaisekolahnya. Tetapi Eun Seung belum mengetahui alasannya dipulangkan oleh ayahnya. Dia dijemput oleh kakak seniornya yang sebenarnya untuk mengicar kedudukan pewaris perusahaan ayahnya Eun Seung. Secara kan Eun Seung itu anak tertua yang memiliki saudara tiri perempuan dan saudara kandung laki-laki. Karena saudara Eun Seung yang laki-laki mengalami gangguan autis/ berkebutuhan khusus, maka kakak seniornya menganggap kalau tidak ada yang bisa mewarisi perusahaan tersebut dan ia pun mengicar kedudukan itu. Istilahnya memanfaatkan Eun Seung gitu lah ya. Kebetulan itulah pertemuan awal Park Jun Se dengan Go Eun Seung. Kakak seniornya berpura-pura kaya, padahal mobil yang dipamerkannya itu milik Jun Se. Sedangkan Jun Se pakaiannya saja bersahaja. Bersamaan dengan itu, Yoo Sung Mi, adik Eun Seung menjemput gebetannya, Sun Woo Hwan di bandara juga dan tanpa sengaja ia melihat kakaknya juga datang disana. Dia bersembunyi, berharap tidak terlihat kakaknya (Adik macam apa ini? Kakaknya pulang, bukannya disambut, malah menyambut gebetan wkwkk).   

Tokoh yang cukup kasihan adalah ayah Eun Seung. Beliau terus saja didamprat oleh istrinya yang terus saja menyuruhnya entah apapun caranya supaya tidak bangkrut. Ibu tirinya juga seperti tidak menyukai perlakuan ayah Eun Seung yang masih memberikan beberapa lembar uang pada Eun Seung padahal keadaan ekonomi lagi krisis. Ayahnya harus pinjam uang sana-sini, meminta belas kasih orang-orang terdekatnya sampai pada akhirnya teman terakhirnya hanya bisa meminjamkan sedikit uang padanya. Saat hendak kembali pulang, ayah Eun Seung mampir di kedai untuk minum bir sampai mabuk. Lah, amplop uang yang dimasukkan di kantong jasnya tadi terlihat dan diincar oleh orang jahat. Saat pulang dengan mabuk, orang jahat itu memukulnya hingga pingsan. Jas sekaligus uangnya diambil (pikirku, kenapa nggak uang ajah yang diambil ya? Sampai jas yang berisi barang pribadi seperti identitas diri juga diambil. Cermat betul!) Paginya saat ayah Eun Seung sadar, ia mendapati namanya disebut di televisi sebagai salah satu orang yang meninggal akibat ledakan (sepertinya jas ayah Eun Seung dipakai oleh orang jahat tadi deh!). Nah, hal itulah yang dimanfaatkan beliau untuk bersembunyi agar keluarganya dapat uang asuransi.

Saat kejadian menimpa ayahnya, Eun Seung belum tahu dan disibukkan dengan tasnya yang tertukar dengan Hwan di pesawat sebelumnya. Tetapi Hwan malah mempermainkannya dan tidak mengembalikan tas itu. Padahal tas itu berisi hadiah untuk ayahnya yang akan berulang tahun. Saat menelepon ibu tirinya, ia terkejut dan langsung memilih pergi ke tempat persemayaman ayahnya. Eun Seung tidak terima kenapa ibu tirinya sudah memutuskan tubuh ayahnya dijadikan abu, padahal Eun Seung dan adiknya belum melihat kondisi terakhir ayahnya. Ibu tirinya mengatakan kalau kondisi wajah ayahnya tidak bisa dikenali lagi. Eun Seung tidak terima jika orang yang meninggal itu adalah ayahnya. Ibu tirinya berbalik mengatakan apakah jika Eun Seung yang melihatnya baru bisa tahu kalau itu ayahnya? Iih, ketidaksukaan ibu tirinya mulai terlihat.

-BERSAMBUNG-

 

Nah, tunggu sinopsis episode kedua dari drama korea Brilliant Legacy yaa... Terima kasih sudah membaca!!!

Senin, 13 Desember 2021

Sepucuk Surat Masa Kini (Untukku, Juga Untukmu)

Sumber: https://m.id.aliexpress.com/item/4000075508502.html?trace=wwwdetail2mobilesitedetail


Aku kira masa adolescence-ku tidak begitu buruk. Penuh dengan kelabilan dan kegelisahan pada setiap menitnya. Memikirkan hal yang sebenarnya sepele. Seharusnya hanya dengan mengkomunikasikan hal itu, maka akan semakin cepat menemukan solusinya. Tetapi 'saya' yang remaja ini begitu selalu terlihat sok kuat, bisa menjalani semuanya sendiri, dan berakhir melumeri tangisan di bantal tiap malam. Bergalau ria sudah menjadi kebiasaan. Yah, keceriaan dan over pede terbentuk dalam kepribadianku. Sikap kurang peka dan kepedulianku begitu kurang. Asal nyeplos dan tidak berhati-hati dalam berbicara. Secara keseluruhan aku membenci keterbukaanku yang tak mempedulikan bagaimana perasaan orang-orang disekitar. Sampai pada suatu titik dimana aku terjatuh ke dalam retaknya kepribadian. Takut. Bingung. Nyata. Tidak nyata. Orang tua ikut bingung. Gejala itu merasuk dan mengubah segala kepribadianku hingga menjadi tertutup dalam segala hal. Berkomunikasi menjadi takut. Pikiran negatif segalanya berhamburan. Ketidakpercayaan melepuh dalam nuraniku. Orang yang menurutku bijaksana juga menghilang. Aku tidak yakin lagi pada diriku. Pada akhirnya bertemu dengan seseorang yang rela mendengarku. Mendukung apapun yang aku katakan. Hingga lama-kelamaan khayalan itu berangsur melebur menjadi butiran debu. Aku pun memiliki mimpi ingin menjadi sepertinya juga. Mendengar berbagai kisah dan menenangkan orang seperti diriku. Ku coba untuk bangkit kembali. Sulit memang. Partikel-partikel debu itu terkadang suka menghampiriku. Aku berlari, mengalihkan pandangan, dan menggembok telinga sekian tahun berikutnya sembari meneruskan pendidikan yang seharusnya ku jalani beberapa tahun sebelumnya. Tentu saja kepribadian yang mulai terbentuk kian berubah. Menjadi cukup berhati-hati dalam bertutur kata dan lebih banyak diam membuat kepribadianku terlihat cukup memprihatinkan. Di sekitarku mulai berubah. Aku pun cukup merasakan perbedaannya. Oh, cerminan yang sama. Mereka juga lebih berhati-hati padaku. Aku memang kurang menyukai kepribadian yang terbentuk dari masa remajaku, akan tetapi aku juga tidak berbangga dengan kepribadianku yang sekarang. Aku hanya berpikir, "Entah, siapa aku yang berani tidak bersyukur ini? " Jadi, inilah aku yang kini mensyukuri apa yang telah Engkau berikan. Masa lampau itu memang berat. Berat. Sungguh berat hingga membuat dua orang yang ku sayang sampai meneteskan air mata. Mereka lah yang membantuku berdiri dan melangkah sekali lagi. Si kecil bau kencur juga menjadikanku bersemangat untuk terus berpikir ke depan. Aku harap 'aku-aku' yang lain juga terus bertahan untuk tetap melangkah ke depan. Berjinjit lah.. Tapakilah.. Apapun caranya, bagaimanapun caranya.. Semuanya memang tidak mudah.. Terkadang partikel debu itu turut melewati dan menyapamu, tetapi sudah cukup! Katakan itu dengan suara lantang! Semua pasti akan ada jalan pintasnya.. Akan ada jalan yang kau temukan di sudut pemikiran itu. Keluarlah.. Kita tidak sendirian. Walaupun masa adolescence itu pernah raib, pernah dicuri dariku..tetapi aku tak mengapa. Masih ada hari esok! Hari dimana aku bersyukur karena masih terbangun dan fokus untuk berbuat kebaikan pada hari ini. Berharap mengucap maaf pada yang tersakiti terselip dalam hatiku. Tataplah langit di atas sana. Kalau sekarang pasti sedang mendung ya hehe.. Maksudku saat hari sedang cerah-cerahnya. Indah, bukan? Walaupun mimpiku masih belum ada yang berhasil, tetapi aku harus tetap bertahan hidup untuk berusaha menggapainya. Semoga dirimu juga ya. Tegakkan dadamu dan tetap berjuang!!!!!! Don't Think, Feel! Kita memperjuangkan mimpi kita bersama yah!!!!! 


Hormat Saya, 


yang masih terus berjuang, Aijin