pesan pembuka dan penutup

Jumat, 08 Mei 2020

BLOG COMPETITION: Kebaikan Ramadan Tak Terhalang Wabah


Sebelum berbicara tentang kebaikan, adakalanya kita mengetahui apa itu ‘baik’? Berdasarkan kamus Besar Bahasa Indonesia, baik adalah elok, patut, teratur, tidak ada celanya, berguna, pulih, selamat. Jadi dapat disimpulkan bahwa ‘kebaikan’ itu artinya sifat yang baik, namun sesuai aturan norma yang berlaku.
Pada bulan Ramadan ini ada baiknya kita sebagai umat manusia melakukan sejumlah kebaikan seperti bulan Ramadan sebelumnya. Dengan begitu kita akan mendapatkan sejumlah manfaat dan pahala untuk diri kita maupun orang lain. Melakukan kebaikan di bulan Ramadan ini bisa dengan menolong kerabat keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi. Kita juga bisa memberikan orang-orang sedekah sesuai dengan kemampuan diri masing-masing, Selain itu kita juga dapat menunaikan zakat kepada yang berhak menerimanya, seperti fakir, miskin, ‘amil, mu’allaf, orang yang memiliki hutang, dan orang-orang rantau. Dapat pula melakukan kebaikan dengan menepati janji kepada Allah SWT maupun kepada orang lain.
Melakukan kebaikan itu tidak harus selalu melakukan kebaikan kepada orang lain, namun juga terhadap diri kita sendiri. Melakukan kebaikan terhadap diri sendiri itu bisa dengan mengapresiasi diri sendiri. Dengan mengapresiasi atau menghargai diri sendiri, kita akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Diri ini memanglah banyak kekurangan, akan tetapi dapat diimbangi dengan menemukan sejuta kelebihan yang kita miliki yakni dengan cara menghargai diri sendiri. Dengan menghargai diri sendiri kita sebagai manusia dapat jauh lebih bersyukur daripada sebelumnya. Selain itu, kita juga dapat mengenali apa arti dari bersabar. Pada bulan Ramadan ini banyak rintangan yang dijalani seperti melakukan puasa yakni menahan lapar dan haus hingga menjelang maghrib. Sepanjang waktu tersebut kita harus menahan emosi yang berlebihan dengan cara bersabar. Ujian yang datang tersebut akan segera terlewati dengan belajar untuk menahannya.
Namun ada satu hal yang perlu diperhatikan, bulan Ramadan kali ini berbeda dengan bulan Ramadan sebelum-sebelumnya. Ya, bulan Ramadan kali ini seluruh umat manusia didampingi oleh musim wabah covid-19. Wabah dimana kini membuat seluruh umat manusia di dunia menjadi kalut. Apa itu wabah covid-19? Covid-19 ialah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh jenis virus corona yang baru ditemukan pada tahun 2019 kemarin. Gejalanya bermacam-macam. Pada umumnya seperti demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, maupun diare. Apabila sudah kesulitan bernafas, maka sebaiknya segera mencari pertolongan medis karena akan dapat merenggut nyawa. Virus ini dapat menyebar melalui orang yang tertular covid-19 dan memercikkan air dari hidung ataupun mulut. Orang-orang yang menyentuh bekas air tersebut, menggosokkannya ke wajah, area mata, mulutnya, maka akan ikut tertular juga.
Pada akhirnya bulan Ramadan saat ini pun dijalani dengan penuh perlindungan. Biasanya orang-orang melakukan ibadah salat tarawih berjamaah di masjid menjadi terhambat. Hal itu dikarenakan pencegahan penularan dengan menjaga jarak terhadap orang-orang setidaknya sepanjang 1 meter. Hal teraman yang dilakukan saat ini adalah dengan mengisolasi diri di rumah, Namun bulan Ramadan yang berbeda saat ini tidak akan dapat menjadi penghalang kita untuk melakukan kebaikan kepada diri sendiri maupun orang lain. Kita dapat menepati janji kepada Tuhan untuk selalu beribadah tepat waktu. Kita masih dapat menahan lapar dan haus maupun melewati kesulitan kita selama masa pandemic ini dengan bersabar dan selalu meminta pertolongan kepada Tuhan agar kita semua dapat melewati masa isolasi diri tanpa ada yang tertular lagi satu sama lain. Setidaknya kita harus mensyukuri hari ini dimana kita masih dilindungi oleh Tuhan selama menjalani kemelut dari wabah ini.
Selain itu, kita juga masih dapat melakukan kebaikan kepada orang lain dengan bersedekah maupun memberikan zakat. Namun dengan satu syarat, yaitu dengan selalu menjaga diri dengan menggunakan masker saat keluar rumah demi diri sendiri maupun orang lain. Menjaga untuk tidak bersin, keluar rumah apabila ada hal yang mendesak saja, maupun tidak melakukan kontak fisik dengan orang lain itu juga termasuk dalam melakukan kebaikan dengan orang lain. Setidaknya dengan melakukan hal-hal tersebut, dapat mencegah dan mengurangi umat manusia yang tertular virus tersebut.
Namun dari hal itu semua, melakukan suatu kebaikan tidak perlu menunggu bulan yang tepat seperti saat bulan Ramadan misalnya. Manusia memiliki kelebihan dalam menjalankan suatu pilihan jika disertai dengan kemauan. Jadi melakukan kebaikan terhadap orang lain maupun terhadap diri-sendiri dapat dilakukan selama memiliki kemauan. Menunggu untuk melakukan kebaikan di bulan Ramadan pun akan menjadi alasan. Selama manusia memiliki kemauan, bulan Ramadan maupun bulan-bulan lainnya pun dapat kita terjang dalam melakukan kebaikan. Covid-19 pun tidak akan menjadi penghalang kita lagi untuk melakukan kebaikan yang disertai dengan batasan-batasan. Dengan batasan-batasan itu kita juga akan menjadi jauh lebih bersyukur karena sampai hari ini pun kita masih diizinkan Tuhan untuk melakukan kebaikan kepada orang lain, walaupun selama masa pandemi sekalipun. 


Referensi:
https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3771543/siapa-saja-orang-orang-yang-berhak-menerima-zakat diakses pada tanggal 8 Mei 2020
https://kbbi.web.id/baik diakses pada tanggal 8 Mei 2020


"Tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Competition "Ceritaku Dari Rumah" yang diselenggarakan oleh Ramadan Virtual Festival dari Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan"