pesan pembuka dan penutup

Senin, 27 September 2021

Pengalaman CPNS yang Menjadi Kesempatan Kedua Bagiku!

 


Pada tahun 2019 merupakan hari dimana pertama kalinya aku mendaftar CPNS. Syukur alhamdulillah awalnya aku lolos administrasi di Pemprov Jatim dan menjalani tes SKD (Seleksi Kompetisi Dasar) di Surabaya. Awalnya aku agak sedikit canggung karena hal itu merupakan pertama kalinya buatku. Aku hanya belajar TWK, TIU, dan TKP setelah mendapatkan pengumuman seleksi administrasi. Yeah, persiapan waktuku sangat sedikit dan tidak cukup memuaskanku sehingga membuat kegugupanku muncul secara beruntun. Aku ingat betul saat memulai tes SKD, tanganku agak sedikit bergetar saat memegang mouse. Mengalami serangan panik yang membuat kepala agak sedikit pening. Kutarik nafas panjang. 'Aku pasti bisa!' begitu pikirku sebelumnya. Huaahh, saat selesai mengerjakan dan mendapatkan segera skor di layar monitor membuatku agak sedikit menyesal. Yap, skor TIU dan TWK yang cukup mengenaskan. Aku keluar gedung dengan langkah lunglai. Ortuku yang menunggu di depan bisa membaca gambaran wajahku saat itu. Aku tahu, aku tidak cukup belajar saat itu. Dan itu yang aku sesalkan.

 

Pada tahun ini, aku tidak ingin mengulang hal yang sama. Aku mencoba mendaftar kembali CPNS di kab. Gresik. Untuk mempersiapkan diri secara matang, beberapa bulan sebelum tanggal pendaftaran seleksi administrasi aku sudah belajar ini dan itu. Aku beli buku yang mungkin bisa menjadi panduanku saat itu, lalu ikut kursus satu minggu melalui zoom, mengikuti bahasan-bahasan serta try out gratis maupun berbagai latihan soal di youtube, tik-tok maupun grup di telegram. Aku semakin ingin berjuang kala mendapatkan pemberitahuan bahwa aku lolos seleksi administrasi. Aku pun belajar terus-menerus setiap harinya. Hal itu semakin menguatkanku agar dapat mencapai mimpi untuk menjadi seorang ASN. 

Buku Panduan dan buku catatanku

 

Seleksi administrasi perlu mempersiapkan surat lamaran yang ditujukan kepada bupati Gresik, surat pernyataan, KTP, surat akreditasi prodi, ijazah, transkrip, pas foto, dan juga foto selfie. Awalnya ku kira foto selfie untuk apa. Aku pun memasukkan foto selfie yang sama seperti pas foto. Eh ternyata foto selfie digunakan untuk face recognition pada saat tes SKD nantinya. Aku pun sedikit khawatir karena di dalam foto tersebut aku foto di studio dan mungkin wajahku tidak akan terbaca di face recognition nanti. Akan tetapi ternyata kekhawatiranku tidak terjadi. Pada saat aku melakukan face recognition aku berusaha tersenyum persis seperti yang ada di foto dan ternyata.. alhamdulillah terbaca! Eh, terdeteksi!


Satu hal yang membuat aku sedikit berkesan adalah persiapan yang ada di Wahana Ekspresi Poesponegoro yang menjadi tempat tes SKD. Kalian pasti tahu kan kalau tahun ini kita masih mengalami masa pandemi. Masa terjadinya corona di negeri ini yang sudah hadir sejak akhir 2019 lalu. Hal itu menjadikan diri kita kian waspada apabila berada di tempat berkerumun. Nah, maka dari itu persiapan CPNS tahun ini disertai dengan melakukan sejumlah protokol kesehatan. Apa saja yang harus dipersiapkan?

1. Surat vaksin

2. Surat deklarasi sehat

3. Surat SWAB antigen 1x24 jam

4. Masker 3 lapis dan masker kain

5. Sarung tangan karet latex

Sarung tangan karet latex dan masker tiga lapis (masker kainnya ketinggalan di foto, euy)

Saat tes SKD, aku berangkat pada pukul setengah enam pagi karena pada pukul setengah tujuh pagi sudah harus berkumpul untuk menjalani pemeriksaan. Awalnya para peserta berbaris rapi dengan menjaga jarak, setelahnya masing-masing dari kami melalui pengecekan suhu. Lalu kami menjalani pengecekan kelengkapan peserta seperti KTP dan sejumlah dokumen yang sudah dipersiapkan sebelumnya seperti kartu akun, kartu pendafataran, kartu ujian, dan surat-surat bukti guna menjaga protokol kesehatan. Setelah semua dirasa lengkap, kami diberikan nomor untuk penitipan tas. Jadi yang harus dibawa masuk hanyalah pensil kayu dan kartu ujian. Seluruh tubuh diperiksa dengan alat pendeteksi, setelah itu kami berbaris kembali untuk melakukan scan barcode dan face recognition guna mendapatkan pin registrasi. Kemudian satu-persatu dari kami berjalan menuju kursi di ruang steril. Saya hampir terkantuk-kantuk disana menunggu para peserta sampai selesai menjalani scan barcode. Sekitar pukul delapan tepat, kami berbaris kembali untuk memasuki ruang ujian. Kedua tangan kami yang menggunakan sarung tangan karet latex disemprotkan hand sanitizer dulu pastinya. Fhuh, kali ini kegugupanku sedikit menurun. Saya merasa semakin siap kala itu. Panitia menunjukkan tontonan peraturan disertai petunjuk pengerjaan tes sebelum tes SKD dimulai. Setelah itu dilanjutkan berdoa. Kemudian kami menjalani tes SKD dengan khidmat. Hening. Suasana hanya terdengar suara mouse saling bersahutan, klik.. klik.. klik... setelah tersisa tujuh menit, aku pun menyelesaikan tes dan mengisi kuisioner tentang pelayanan yang diberikan. setelah itu aku menulis skor yang sudah muncul di layar monitor. lalu aku pun mengangkat tangan kepada panitia untuk meminta ijin meninggalkan ruangan. Panitia pun memberikanku petunjuk kemana untuk melangkah. Aku pun berjalan lurus hingga menemui panitia lainnya yang memintaku untuk membuang kertas coret-coretan ke tempat sampah di sesaat setelah belok kiri menuju pintu keluar, belok kanan, lurus dan masuk lagi di dekat pintu masuk untuk mengambil tas di penitipan.

Walaupun aku merasa skorku jauh berbeda dengan hasil tryout yang aku jalani beberapa bulan ini. Setidaknya aku merasa bersyukur karena bisa lolos dan di atas batas minimal. Sebelum pulang, aku kembali memasuki pintu masuk karena ingin mengambil kembali rautan dan penghapusku yang sebelumnya diminta. Lalu keluar kembali dan menunggu jemputan sambil membuka youtube di live score BKN Surabaya guna melihat skor nilai dan peringkat yang terpampang disana. Tidak lupa ku download sertifikat skor SKD melalui website https://sertificat.bkn.go.id/. Caranya mudah sekali, tinggal memasukkan NIK KTP dan memasukkan nomor peserta pada kartu ujian, dan memilih tipe seleksi, tinggal unduh deh!

Aku merasa bersyukur kepada Tuhan karena telah mengijinkanku untuk berusaha dan meraih kesempatan kedua untuk mencoba melakukan tes CPNS pada tahun ini. Apapun hasilnya, tidak akan mengurangi rasa syukur ini. Satu hal yang aku pelajari dari pengalaman ini: Kita harus selalu optimis dan percaya diri baik sebelum tes maupun saat menjalani tes. Tidak lupa kita harus tetap bersyukur apapun hasilnya nanti. Yang harus diingat adalah makna sebenarnya sepanjang kita berjuang menghadapi tes bahwa sebenarnya musuh terbesar kita bukanlah pesaing-pesaing kita di luar sana. Bukanlah para peserta tes yang ikut berjuang bersama kita. Namun sebenarnya musuh kita adalah diri kita sendiri (malas, terlalu banyak berpikir/ overthinking, dan kurang percaya diri). Nah, kita juga harus berterima kasih kepada Tuhan dan kepada diri sendiri. Yap, kita juga harus merasa bangga dan berterima kasih kepada diri kita, kepada tubuh kita karena telah ikut berjuang bersama kita selama ini. Teruntuk kalian yang sudah menjalani tes SKD, selamat ya karena kalian hebat dan teruntuk kalian yang belum menjalani tes, semangat kawan! Teruntuk kita semua, salam SUKSES selalu!

 

Siap menjalani tes SKD!

 













Terima kasih-ku untukmu yang sudah mengantar-jemput












Good Luck untuk kita SEMUA!