Kenapa saya memberi judul diatas? Karena hal itu semata-mata guna melengkapi sebagian catetan dari kelas psikologi komunikasi dalam penggabungan referensi dari buku 'psikologi komunikasi' yang saya baca. Kemarin kelas saya membahas tentang kepribadian tiap-tiap manusia yang memiliki perbedaan secara finansial. Setelah saya cocokkan dalam buku 'psikologi komunikasi' Drs. Jalaluddin Rakhmat ternyata pembahasannya hampir sama dan masuk dalam sub-bab Intrapersonal Communication.
Perpaduan hasil catataan dengan sedikit referensi yang saya ambil, menghasilkan pembeberan seperti berikut:
Lets see yay!
1. Tokoh-Tokoh:
.Mahatma Gandhi
Whenever you are confronted with an
opponent. Conquer him with love.
(Setiap kali
Anda dihadapkan dengan lawan.
Taklukkan dia dengan cinta.)
.Ernesto ‘Che’ Guevara
I dont care if I fall as long as
someone else picks up gun and keeps on shooting.
(Aku tidak peduli jika aku
jatuh asalkan orang lain mengambil pistol dan terus
menembak.)
.Steve Jobs
Why join the navy if you can be a pirate?
(Mengapa
bergabung angkatan laut jika Anda
dapat menjadi bajak laut?)
.Ralph Waldo Emerson
To be great is to be misunderstood.
(Untuk menjadi besar adalah untuk disalahpahami.)
.Barack Obama
If you are walking down the right
path and you’re willing to keep walking, eventually you’ll make progress.
(Jika
Anda berjalan ke jalan yang benar
dan Anda bersedia untuk terus berjalan, akhirnya Anda akan membuat kemajuan.)
.Kalo aku sih:: 3:)
Aijin Dari Goa Hantu
Dibutuhkan kesalahan terbanyak untuk mencapai keberhasilan terbesar
2.
Psychoanalisis
.Sigmund Freud-->id, ego, super ego
Id: eros >< thanatos
Ego: current thoughts, perception(pemikiran saat
ini, persepsi)
Super ego: conscience, norm,
culture(hati nurani, norma, budaya)
.Jung-->Personal and collective consciousness(Pribadi dan
kolektif kesadaran)
.Adler--> creativity for superiority(kreatifitas untuk
keunggulan)
>Psychoanalycs Homo volens Freud, Jungs, Personality structure
(struktur kepribadian)
Tdler
Horney
>Cognitive Homo sapiens Kelly, Lewin Interpersonal perception group
Festinger, dynamic (Persepsi interpersonal
dinamika kelompok)
Plaget,
Kohlberg
>Behaviorism Homo mechanitus Skinner, Hall, Eksperiment, Social control
Dollard
and
Miller, Bandura
4. Pengertian
Inferiority (rasa rendah diri)
keadaan emosi yang mengakibatkan
munculnya berbagai perasaan negatif seperti kegelisahan, rasa tidak aman, rasa
tidak mampu, takut gagal, dsb.
. Dibedakan
menjadi 2 bagian besar, yaitu: Inferiority feeling (perasaan rendah diri sadar
dan Inferiority complex (perasaan rendah diri tak sadar).
Perasaan
Rendah Diri Sadar (Inferiority Feelings)
Mendorong dan memotivasi orang
untuk hidup dan berkembang.
Perasaan rendah diri tak sadar (inferiority complex)
Sebuah rasa rendah diri yang timbul
akibat konflik dalam diri seseorang. Sebuah konflik yang terjadi antara
keinginan untuk diperhatikan dan rasa takut untuk dipermalukan sehingga setiap
kegiatan yang ingin dilakukan selalu dibatasi oleh kedua hal itu.
Perbedaan dari keduanya sangatlah jelas. Inferiority feeling sudah jelas lebih mengungguli inferiority complex.
Sebagai suatu contoh; si A dan si B berada dalam kelas yang sama. Pada saat hendak presentasi, si A merasa sedikit grogi dengan suatu materi yang akan disampaikan. Pada menit-menit terakhir, dia berusaha untuk menarik nafas panjang dan positive thinking. Melalui proses itu, si A berusaha memotivasi diri dalam segala pemikiran bahwa jika dia tidak maju, maka keseluruhan opininya akan terpendam. Misal kemarin si A mengalami kegagalan dalam menyampaikan opininya, hal itu dibuat sebagai suatu pengalaman dan dia berusaha untuk memperbaikinya lebih baik lagi. Jika si A maju, maka ia pasti yakin telah puas untuk memaparkan apa yang hendak disampaikan sehingga beberapa detik terakhir, si A dapat memaparkan segala teori yang disampaikan dengan mudah.
Sebaliknya dengan si B, kemajuan dan kepercayaan diri yang ditampilkan oleh si A membuat si B merasakan suatu kekalahan yang sebenarnya sama sekali belum pernah terjadi. Rasa kekalahan telak itu terjadi pada konflik batin si B,'apakah saya bisa seberani itu? Pastilah saya tidak mampu dan semuanya pasti gagal.'
Kegagalan yang sudah dipirkan oleh si B segera terbentuk menjadi sebuah kesalahan terbesar, karena setelah itu, pada menit-menit terakhir si B akan merasakan seluruh tubuhnya gemetar, tangannya tidak berhenti kram, dan susah dalam berbicara. Hal itu juga dialami oleh si A, namun si A masih dapat mampu mengendalikannya. Sedangkan si B yang merasa terintimidasi dengan si A, pada detik-detik terakhir akan mengalami gangguan panik luar biasa. Rasa ketaakutan yang sudah jelas tidak ingin dipermalukan lebih padahal ia telah menyiapkan segala materi lebih awal dan telah menguasainya.
Inferiority feelings--> si A(tidak terlalu serius dan hanya rasa rendah diri sesaat)
Inferiority complex--> si B(rasa rendah diri yang fatal dan sangat serius dikarenakan suatu pengalaman-pengalaman sebelumnya yang sangat buruk dan ia tidak mampu mengendalikannya lagi sehingga dibutuhkan psikiater untuk membantu kepribadiannya)
Perbedaan dari keduanya sangatlah jelas. Inferiority feeling sudah jelas lebih mengungguli inferiority complex.
Sebagai suatu contoh; si A dan si B berada dalam kelas yang sama. Pada saat hendak presentasi, si A merasa sedikit grogi dengan suatu materi yang akan disampaikan. Pada menit-menit terakhir, dia berusaha untuk menarik nafas panjang dan positive thinking. Melalui proses itu, si A berusaha memotivasi diri dalam segala pemikiran bahwa jika dia tidak maju, maka keseluruhan opininya akan terpendam. Misal kemarin si A mengalami kegagalan dalam menyampaikan opininya, hal itu dibuat sebagai suatu pengalaman dan dia berusaha untuk memperbaikinya lebih baik lagi. Jika si A maju, maka ia pasti yakin telah puas untuk memaparkan apa yang hendak disampaikan sehingga beberapa detik terakhir, si A dapat memaparkan segala teori yang disampaikan dengan mudah.
Sebaliknya dengan si B, kemajuan dan kepercayaan diri yang ditampilkan oleh si A membuat si B merasakan suatu kekalahan yang sebenarnya sama sekali belum pernah terjadi. Rasa kekalahan telak itu terjadi pada konflik batin si B,'apakah saya bisa seberani itu? Pastilah saya tidak mampu dan semuanya pasti gagal.'
Kegagalan yang sudah dipirkan oleh si B segera terbentuk menjadi sebuah kesalahan terbesar, karena setelah itu, pada menit-menit terakhir si B akan merasakan seluruh tubuhnya gemetar, tangannya tidak berhenti kram, dan susah dalam berbicara. Hal itu juga dialami oleh si A, namun si A masih dapat mampu mengendalikannya. Sedangkan si B yang merasa terintimidasi dengan si A, pada detik-detik terakhir akan mengalami gangguan panik luar biasa. Rasa ketaakutan yang sudah jelas tidak ingin dipermalukan lebih padahal ia telah menyiapkan segala materi lebih awal dan telah menguasainya.
Inferiority feelings--> si A(tidak terlalu serius dan hanya rasa rendah diri sesaat)
Inferiority complex--> si B(rasa rendah diri yang fatal dan sangat serius dikarenakan suatu pengalaman-pengalaman sebelumnya yang sangat buruk dan ia tidak mampu mengendalikannya lagi sehingga dibutuhkan psikiater untuk membantu kepribadiannya)
5. Behaviorism
.Aristoteles-->Tabularasa
(kita lahir dari kertas putih)
Kita tidak mungkin mengisi cara/
kebiasaan apapun tanpa pengalaman/ pembelajaran yang masuk dalam kehidupan
kita.
.Thorndile, Watson-->
Empiricism + utilitarianism + hedonism = Behaviorism
.Pavlov--> Classical
conditioning
.Skinner--> Operant
conditioning
.Bandura-->
Imitation, self assurance/ reinforcement, efficacy
(Imitasi, jaminan / penguatan diri, efikasi)
6. Cognitive
Psychology
.Descartes and Kant: Mind is the
scientific to....... (daya pikir manusia terhadap ilmu pengetahuan sangatlah
terbatas)
.Secara garis besar, ada 2 macam
cara berpikir: berpikir autistik dan realistik(menurut buku psikologi
komunikasi:Drs. Jalaluddin Rakhmat; hal.69)
Autistik -->melamun,
mengkhayal, wishful thinking, berfantasi
Dengan
berpikir autistik, orang-orang melarikan diri dari kenyataan dan melihat hidup sebagai gambar-gambar
fantastis.
Realistik-->(menurut
Floyd L. Ruch) adalah deduktif, induktif, dan evaluatif
Berpikir sesuai nalar dalam rangka
menyesuaikan diri dalam dunia nyata.
.Rationalism-->Gestalt
psychology
.Lewin: Human behavior must be
observe in its context (situational à Field)
(Perilaku
manusia harus diperhatikan dalam
konteksnya)
B = (P, E)
.Asch: Group judgment, impression-->Conformity
(Penilaian kelompok,
kesan-->Kesesuaian)
Ex(Walaupun tdk suka jln2 tapi jika
sebagian besar kelompok menyukainya, maka salah seorang individu yg tdk suka
akhirnya ikut memilih suka jln2 Ã ditentukan oleh
pengaruh lingkungan)
.Leon festinger: Cognitive
disonance
(pikirannya sering berganti-ganti)
.Attribution theory: The native
scientist(Teori atribusi: Ilmuwan asli)
7. Humanistic
approach(pendekatan humanistik)
.Commitment of human becoming
(Matson, 1973)
(Komitmen untuk menjadi manusia)
.Rogers: Actualize to fully
functioning, phenomenal Field, tend to be healthy and wholesome (Mengaktualisasikan sepenuhnya, Field berfungsi fenomenal,
cenderung menjadi sehat dan sehat)
.Schutz-->Awareness synchronism(kesadaran sinkronisme)
.Maslow-->Growth
need/ kebutuhan pertumbuhan
(Individu yang paling tinggi,
berkembang menjadi pribadi yang baik, yang diharuskan keadaannya berguna, sama,
dan sepaham dengan pemahaman orang lain)
.Existentialism-->I
with others and environment
(Eksistensialisme-->
Saya dengan orang lain dan lingkungan)
.Frankl: Meaning(arti)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar