pesan pembuka dan penutup

Sabtu, 09 Maret 2013

Psikoanalisis Dalam Intrapersonal Communication



Kenapa saya memberi judul diatas? Karena hal itu semata-mata guna melengkapi sebagian catetan dari kelas psikologi komunikasi dalam penggabungan referensi dari buku 'psikologi komunikasi' yang saya baca. Kemarin kelas saya membahas tentang kepribadian tiap-tiap manusia yang memiliki perbedaan secara finansial. Setelah saya cocokkan dalam buku 'psikologi komunikasi' Drs. Jalaluddin Rakhmat ternyata pembahasannya hampir sama dan masuk dalam sub-bab Intrapersonal Communication.

Perpaduan hasil catataan dengan sedikit referensi yang saya ambil, menghasilkan pembeberan seperti berikut:  
Lets see yay!



    1. Tokoh-Tokoh:


.Mahatma Gandhi

Whenever you are confronted with an opponent. Conquer him with love.

(Setiap kali Anda dihadapkan dengan lawan. Taklukkan dia dengan cinta.)


.Ernesto ‘Che’ Guevara

I dont care if I fall as long as someone else picks up gun and keeps on shooting.

(Aku tidak peduli jika aku jatuh asalkan orang lain mengambil pistol dan terus menembak.)


.Steve Jobs

Why join the navy if you can be a pirate?

(Mengapa bergabung angkatan laut jika Anda dapat menjadi bajak laut?)


.Ralph Waldo Emerson

To be great is to be misunderstood.

(Untuk menjadi besar adalah untuk disalahpahami.)


.Barack Obama

If you are walking down the right path and you’re willing to keep walking, eventually you’ll make progress.

(Jika Anda berjalan ke jalan yang benar dan Anda bersedia untuk terus berjalan, akhirnya Anda akan membuat kemajuan.)

.Kalo aku sih:: 3:)
Aijin Dari Goa Hantu
Dibutuhkan kesalahan terbanyak untuk mencapai keberhasilan terbesar



    2.     Psychoanalisis


.Sigmund Freud-->id, ego, super ego

Id: eros >< thanatos

Ego: current thoughts, perception(pemikiran saat ini, persepsi)

Super ego: conscience, norm, culture(hati nurani, norma, budaya)

.Jung-->Personal and collective consciousness(Pribadi dan kolektif kesadaran)

.Adler--> creativity for superiority(kreatifitas untuk keunggulan)


3.      Approath                The concept of human     Theoritis             Contribution social psychology

>Psychoanalycs             Homo volens              Freud, Jungs,      Personality structure

                                                                                                            (struktur kepribadian)

                                                                              Tdler Horney

>Cognitive                      Homo sapiens            Kelly, Lewin        Interpersonal perception group

                                                                              Festinger,            dynamic (Persepsi interpersonal

                                                                                                            dinamika kelompok)

                                                                              Plaget,

                                                                              Kohlberg


>Behaviorism               Homo mechanitus      Skinner, Hall,      Eksperiment, Social control

                                                                              Dollard and

                                                                              Miller, Bandura











     4.     Pengertian Inferiority (rasa rendah diri)


keadaan emosi yang mengakibatkan munculnya berbagai perasaan negatif seperti kegelisahan, rasa tidak aman, rasa tidak mampu, takut gagal, dsb.

. Dibedakan menjadi 2 bagian besar, yaitu: Inferiority feeling (perasaan rendah diri sadar dan Inferiority complex (perasaan rendah diri tak sadar).

Perasaan Rendah Diri Sadar (Inferiority Feelings)

Mendorong dan memotivasi orang untuk hidup dan berkembang.

Perasaan rendah diri tak sadar (inferiority complex)

Sebuah rasa rendah diri yang timbul akibat konflik dalam diri seseorang. Sebuah konflik yang terjadi antara keinginan untuk diperhatikan dan rasa takut untuk dipermalukan sehingga setiap kegiatan yang ingin dilakukan selalu dibatasi oleh kedua hal itu.

Perbedaan dari keduanya sangatlah jelas. Inferiority feeling sudah jelas lebih mengungguli inferiority complex. 

Sebagai suatu contoh; si A dan si B berada dalam kelas yang sama. Pada saat hendak presentasi, si A merasa sedikit grogi dengan suatu materi yang akan disampaikan. Pada menit-menit terakhir, dia berusaha untuk menarik nafas panjang dan positive thinking. Melalui proses itu, si A berusaha memotivasi diri dalam segala pemikiran bahwa jika dia tidak maju, maka keseluruhan opininya akan terpendam. Misal kemarin si A mengalami kegagalan dalam menyampaikan opininya, hal itu dibuat sebagai suatu pengalaman dan dia berusaha untuk memperbaikinya lebih baik lagi. Jika si A maju, maka ia pasti yakin telah puas untuk memaparkan apa yang hendak disampaikan sehingga beberapa detik terakhir, si A dapat memaparkan segala teori yang disampaikan dengan mudah.
Sebaliknya dengan si B, kemajuan dan kepercayaan diri yang ditampilkan oleh si A membuat si B merasakan suatu kekalahan yang sebenarnya sama sekali belum pernah terjadi. Rasa kekalahan telak itu terjadi pada konflik batin si B,'apakah saya bisa seberani itu? Pastilah saya tidak mampu dan semuanya pasti gagal.'
Kegagalan yang sudah dipirkan oleh si B segera terbentuk menjadi sebuah kesalahan terbesar, karena setelah itu, pada menit-menit terakhir si B akan merasakan seluruh tubuhnya gemetar, tangannya tidak berhenti kram, dan susah dalam berbicara. Hal itu juga dialami oleh si A, namun si A masih dapat mampu mengendalikannya. Sedangkan si B yang merasa terintimidasi dengan si A, pada detik-detik terakhir akan mengalami gangguan panik luar biasa. Rasa ketaakutan yang sudah jelas tidak ingin dipermalukan lebih padahal ia telah menyiapkan segala materi lebih awal dan telah menguasainya.

Inferiority feelings--> si A(tidak terlalu serius dan hanya rasa rendah diri sesaat)
Inferiority complex--> si B(rasa rendah diri yang fatal dan sangat serius dikarenakan suatu pengalaman-pengalaman sebelumnya yang sangat buruk dan ia tidak mampu mengendalikannya lagi sehingga dibutuhkan psikiater untuk membantu kepribadiannya)



     5.     Behaviorism


.Aristoteles-->Tabularasa (kita lahir dari kertas putih)

Kita tidak mungkin mengisi cara/ kebiasaan apapun tanpa pengalaman/ pembelajaran yang masuk dalam kehidupan kita.

.Thorndile, Watson--> Empiricism + utilitarianism + hedonism = Behaviorism

.Pavlov--> Classical conditioning                                                 

.Skinner--> Operant conditioning

.Bandura--> Imitation, self assurance/ reinforcement, efficacy

(Imitasi, jaminan / penguatan diri, efikasi) 



      6.     Cognitive Psychology


.Descartes and Kant: Mind is the scientific to....... (daya pikir manusia terhadap ilmu pengetahuan sangatlah terbatas)

.Secara garis besar, ada 2 macam cara berpikir: berpikir autistik dan realistik(menurut buku psikologi komunikasi:Drs. Jalaluddin Rakhmat; hal.69)

Autistik -->melamun, mengkhayal, wishful thinking, berfantasi

Dengan berpikir autistik, orang-orang melarikan diri dari kenyataan dan            melihat hidup sebagai gambar-gambar fantastis.

Realistik-->(menurut Floyd L. Ruch) adalah deduktif, induktif, dan evaluatif

                     Berpikir sesuai nalar dalam rangka menyesuaikan diri dalam dunia nyata.

.Rationalism-->Gestalt psychology

.Lewin: Human behavior must be observe in its context (situational àField)

(Perilaku manusia harus diperhatikan dalam konteksnya)

B = (P, E)

.Asch: Group judgment, impression-->Conformity

(Penilaian kelompok, kesan-->Kesesuaian)

Ex(Walaupun tdk suka jln2 tapi jika sebagian besar kelompok menyukainya, maka salah seorang individu yg tdk suka akhirnya ikut memilih suka jln2 à ditentukan oleh pengaruh lingkungan)

.Leon festinger: Cognitive disonance

(pikirannya sering berganti-ganti)

.Attribution theory: The native scientist(Teori atribusi: Ilmuwan asli)



     7.     Humanistic approach(pendekatan humanistik)


.Commitment of human becoming (Matson, 1973)

(Komitmen untuk menjadi manusia)

.Rogers: Actualize to fully functioning, phenomenal Field, tend to be healthy and wholesome (Mengaktualisasikan sepenuhnya, Field berfungsi fenomenal, cenderung menjadi sehat dan sehat)

.Schutz-->Awareness synchronism(kesadaran sinkronisme)

.Maslow-->Growth need/ kebutuhan pertumbuhan

(Individu yang paling tinggi, berkembang menjadi pribadi yang baik, yang diharuskan keadaannya berguna, sama, dan sepaham dengan pemahaman orang lain)

.Existentialism-->I with others and environment

(Eksistensialisme--> Saya dengan orang lain dan lingkungan)

.Frankl: Meaning(arti)


 

Tidak ada komentar: