pesan pembuka dan penutup

Senin, 09 September 2019

Mimpi Terus Berlanjut Nan Berbunga



Hasil gambar untuk buku sybil patrick suraci
Buku Sybil (Penulis: Patrick Suraci)
Malam ini aku mengetik tulisan ini di bawah cahaya lampu yang temaram, didepan rumah yang tertutup pagar besi dan berangin. Terkadang ada beberapa motor dan mobil yang berlalu-lalang. Namun semua itu tidak terkalahkan dengan suasana sunyi serta suara klintingan yang tergantung di depan rumah. Aku baru saja menutup buku tebal yang berjudul Sybil yang ditulis oleh Patrick Suraci. Baru saja membaca halaman pendahuluan, namun aku mendapatkan sejumlah informasi dari bacaan ringan tersebut seperti bagaimana awal pertemuan Flora dengan Sybil dan Dr Wilbur. Segalanya tergambarkan dengan jelas. Bahkan aku bisa membayangkan kejadian tersebut dengan mata tertutup. Kini aku menutup buku tersebut dan menikmati semilir angin di depan rumah. Anginnya begitu kencang. Begitu pula dengan suara dari klintingan-klintingan.
Malam ini aku merasa agak kecewa karena beberapa jam sebelumnya aku menemukan kenyataan bahwa terdapat website penerbit yang membuka kesempatan mahasiswa untuk magang. Betapa kecewanya aku karena aku ingin sekali belajar melalui divisi editor buku. Akan tetapi aku baru saja lulus dan melewatkan kesempatan bagus itu. Kenapa dulu aku tidak menemukannya ketika aku mencari tempat magang. Itulah yang ku sesalkan, huaaahhhhh... Namun dari semua itu Tuhan pasti akan memiliki rencana yang lebih baik untukku. Jikalau nanti berjodoh dengan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang aku miliki tidak akan kemana, begitu pikirku :’)
Berbicara sesuatu yang berkaitan dengan tulisan, aku teringat akan tulisanku di blog Penulis Ponsel Matsuo Miyako yang sudah lama tidak ku sentuh. Beberapa hari sebelumnya aku mencari arsip blog ku tersebut di dalam manajer file laptopku. Namun ternyata aku tidak menemukannya. Mungkin lain kali aku akan menyalinnya kembali dan dapat meneruskan kisah-kisah itu lagi nih. Daripada kisah Ai Jimai, aku lebih ingin meneruskan kisah Haruno dan Bugyamu yakni dua saudara kembar yang seenarnya saling menyayangi dan bangga terhadap saudaranya satu sama lain, namun tidak mampu mengekspresikan rasa kasih sayangnya dengan baik. Kisah itu cukup menarik buatku. Membayangkan bagaimana rasanya mereka bertukar peran, padahal keduanya memiliki jenis kelamin yang berbeda. Lalu membayangkan bagaimana mereka cukup enjoy dengan teman-teman terdekat saudara mereka dan mereka selalu terlibat masalah hanya karena kesamaan dari sifat mereka yang selalu membuat keputusan dengan tidak berpikir panjang. Oh God! Tangan ini begitu gatal untuk melanjutkan kisah itu wkwkwkkk.... :3
Alumni Mahasiswa-Mahasiswi Psikologi

Oh ya, kemarin aku mengalami masa terindah di dalam hidupku yakni masa wisuda dimana acara sarjana sudah berjalan ke XXXV pada tahun 2019. Kami, kedua belas mahasiswa Psikologi berada di urutan terakhir prodi yang dipanggil. Lucunya, aku merupakan wisudawati terakhir yang  dipanggil setelah kesebelas teman-teman psikologi lainnya dan jantungku tidak berhenti berdebar-debar. You know, perasaan itu sama seperti yang aku rasakan ketika aku bertemu dengan cinta monyetku dulu! Rasanya itu jantungku berdebar-debar, perut tiba-tiba saja mulas serasa ingin kentut, dan semua gigiku serasa ngilu! Huuuuftttttt….. kalian juga pernah merasakannya nggak sih?
Saat namaku dipanggil, aku berusaha mempercepat langkahku dan serta merta berharap untuk tidak terjatuh dari sandal hak yang aku kenakan. Mimik yang aku rasakan tidak karuan. Serasa ingin melayang ke tujuh nirwana. Setelah acara tersebut, adikku nyeletuk, “Kak, masa di hadapan Rektor kakak malah nyengir. Senyumannya aneh.” Dia nyeletuk sambal ketawa. Maklum dia sempat mengambil video anak-anak Psikologi saat dipanggil ke depan dan dia mengaku sempat tertawa ketika melihatku berada di layar lebar. ‘Enak banget situ ketawanya,’ sungutku gemas.
Setelah acara, aku mendatangi keluarga yang tengah menunggu kehadiranku. Anehnya, saat acara wisuda adikku kemarin, ayah yang menangis terisak di balik kacamata baca yang beliau kenakan. Namun kemarin ayah dan adik tersenyum kepadaku serta mama yang menunjukkan senyuman dengan isak air mata. Aku tidak kuasa untuk memeluk beliau dengan erat. Ayah… mama… aku persembahkan keberhasilanku yang sementara ini untuk kalian. Terima kasih karena telah mendampingiku hingga saat ini.
Kini aku bukan lagi berstatus mahasiswa. Kini aku resmi berstatus pengangguran, fresh graduate, pencari kerja, dan istilah lainnya yang menggambarkan keadaanku saat ini. Mungkin nantinya aku tidak sempat mendapatkan pekerjaan yang aku sukai. Namun aku yakin, segala apapun itu.. apabila dikerjakan dengan serius dan sungguh-sungguh, maka hal itu juga akan berbuah kebahagiaan dan akan menjadi salah satu aktivitas yang aku senangi. Sekali berniat akan tetap menghasilkan tunas terbaik.
Aku jadi teringat kembali iklan rokok yang aku sukai akhir-akhir ini. Di dalam iklan itu terdapat kalimat yang diucapkan yaitu, “Apa yang lebih tidak masuk akal dari cara gue yang beda? Adalah saat gue tidak tahu cara sama sekali.”
Mungkin kata-kata absurd itu tidak bisa kumengerti sepenuhnya, tetapi aku yakini terdapat makna mendalam yang ‘wah’ dari kalimat tersebut sehingga berturut-turut terngiang di telingaku. Memang aku merasa iklan tersebut mencerminkan bahwa sesuatu yang membawa keberhasilan tidak didapat dengan mudah begitu saja bahkan tidak secara instan. Semuanya butuh proses. Misalkan seperti yang digambarkan di iklan tersebut bahwa ia telah membuka kedai kopi yang terasa nikmat. Namun segalanya dilakukan dan dimulai dari nol. Saat ia bertekad untuk membuka kedai kopi, ia turun ke bawah (masyarakat). Ia mulai melakukan observasi seperti biji kopi yang seperti apa yang biasanya digunakan oleh penjual minuman kopi, bagaimana cara mengolahnya hingga menjadi minuman kopi yang dapat dinikmati, hingga kopi yang seperti apa yang biasanya dinikmati oleh masyarakat. Dari semua kerja keras itu berakhir dengan Bahagia. Ia dapat membuka kedai kopi yang nikmat dan mampu membahagiakan ayahnya.
Namun aku rasa apabila kisah itu terus berlanjut, maka akan menjadi kisah yang epic. Selayaknya kehidupan manusia, kita tidak hanya berhenti begitu saja ketika kita dapat menikmati keberhasilan kita yang datang begitu saja. Kita akan mengkombinasikan sesuatu yang menghasilkan tersebut dengan cara yang lain. Bisa saja ia menggali kembali cara lain agar kedai kopinya tetap berdiri. Misalnya membuat menu baru sehingga tidak hanya ada kopi yang itu-itu saja atau malah membuat voucher diskon besar-besaran. Seperti itulah hehee..:p
Akhir kata, aku berikan lirik lagu JKT48-TSUGI NO SEASON (MUSIM YANG SELANJUTNYA) yang selalu membuatku ingin terus menyanyikannya. 
Hasil gambar untuk jkt48 tsugi no season

BERAPA BANYAK LAGI MIMPI YANG KAN KULIHAT
KAMI ADALAH SANG GENERASI PENERUS
SIAP MENGURAS KERINGAT
AGAR TIDAK MENYESAL
BERAPA BANYAK LAGI MIMPI YANG KAN KULIHAT
SEMANGAT INI KU SIMPAN DI DALAM HATI
AYO TEMAN-TEMAN SEMUA
KITA KEJAR MUSIM YANG BERKILAU


Salam Manis Dariku,


Aijinchan^_^"o

Tidak ada komentar: