Buku Sybil (Penulis: Patrick Suraci) |
Malam
ini aku merasa agak kecewa karena beberapa jam sebelumnya aku menemukan
kenyataan bahwa terdapat website penerbit yang membuka kesempatan mahasiswa
untuk magang. Betapa kecewanya aku karena aku ingin sekali belajar melalui
divisi editor buku. Akan tetapi aku baru saja lulus dan melewatkan kesempatan
bagus itu. Kenapa dulu aku tidak menemukannya ketika aku mencari tempat magang.
Itulah yang ku sesalkan, huaaahhhhh... Namun dari semua itu Tuhan pasti akan
memiliki rencana yang lebih baik untukku. Jikalau nanti berjodoh dengan
pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang aku miliki tidak akan kemana, begitu
pikirku :’)
Berbicara
sesuatu yang berkaitan dengan tulisan, aku teringat akan tulisanku di blog
Penulis Ponsel Matsuo Miyako yang sudah lama tidak ku sentuh. Beberapa hari
sebelumnya aku mencari arsip blog ku tersebut di dalam manajer file laptopku.
Namun ternyata aku tidak menemukannya. Mungkin lain kali aku akan menyalinnya
kembali dan dapat meneruskan kisah-kisah itu lagi nih. Daripada kisah Ai Jimai,
aku lebih ingin meneruskan kisah Haruno dan Bugyamu yakni dua saudara kembar
yang seenarnya saling menyayangi dan bangga terhadap saudaranya satu sama lain,
namun tidak mampu mengekspresikan rasa kasih sayangnya dengan baik. Kisah itu
cukup menarik buatku. Membayangkan bagaimana rasanya mereka bertukar peran,
padahal keduanya memiliki jenis kelamin yang berbeda. Lalu membayangkan
bagaimana mereka cukup enjoy dengan teman-teman terdekat saudara mereka dan
mereka selalu terlibat masalah hanya karena kesamaan dari sifat mereka yang
selalu membuat keputusan dengan tidak berpikir panjang. Oh God! Tangan ini
begitu gatal untuk melanjutkan kisah itu wkwkwkkk.... :3
Alumni Mahasiswa-Mahasiswi Psikologi |
Oh ya, kemarin aku mengalami masa terindah di dalam hidupku yakni masa wisuda dimana acara sarjana sudah berjalan ke XXXV pada tahun 2019. Kami, kedua belas mahasiswa Psikologi berada di urutan terakhir prodi yang dipanggil. Lucunya, aku merupakan wisudawati terakhir yang dipanggil setelah kesebelas teman-teman psikologi lainnya dan jantungku tidak berhenti berdebar-debar. You know, perasaan itu sama seperti yang aku rasakan ketika aku bertemu dengan cinta monyetku dulu! Rasanya itu jantungku berdebar-debar, perut tiba-tiba saja mulas serasa ingin kentut, dan semua gigiku serasa ngilu! Huuuuftttttt….. kalian juga pernah merasakannya nggak sih?
Saat namaku dipanggil, aku berusaha mempercepat
langkahku dan serta merta berharap untuk tidak terjatuh dari sandal hak yang
aku kenakan. Mimik yang aku rasakan tidak karuan. Serasa ingin melayang ke
tujuh nirwana. Setelah acara tersebut, adikku nyeletuk, “Kak, masa di hadapan
Rektor kakak malah nyengir. Senyumannya aneh.” Dia nyeletuk sambal ketawa.
Maklum dia sempat mengambil video anak-anak Psikologi saat dipanggil ke depan
dan dia mengaku sempat tertawa ketika melihatku berada di layar lebar. ‘Enak
banget situ ketawanya,’ sungutku gemas.
Setelah acara, aku mendatangi keluarga yang tengah menunggu
kehadiranku. Anehnya, saat acara wisuda adikku kemarin, ayah yang menangis
terisak di balik kacamata baca yang beliau kenakan. Namun kemarin ayah dan adik
tersenyum kepadaku serta mama yang menunjukkan senyuman dengan isak air mata.
Aku tidak kuasa untuk memeluk beliau dengan erat. Ayah… mama… aku persembahkan
keberhasilanku yang sementara ini untuk kalian. Terima kasih karena telah
mendampingiku hingga saat ini.
Kini aku bukan lagi berstatus mahasiswa. Kini aku
resmi berstatus pengangguran, fresh graduate, pencari kerja, dan istilah
lainnya yang menggambarkan keadaanku saat ini. Mungkin nantinya aku tidak
sempat mendapatkan pekerjaan yang aku sukai. Namun aku yakin, segala apapun
itu.. apabila dikerjakan dengan serius dan sungguh-sungguh, maka hal itu juga
akan berbuah kebahagiaan dan akan menjadi salah satu aktivitas yang aku
senangi. Sekali berniat akan tetap menghasilkan tunas terbaik.
Aku jadi teringat kembali iklan rokok yang aku sukai
akhir-akhir ini. Di dalam iklan itu terdapat kalimat yang diucapkan yaitu, “Apa
yang lebih tidak masuk akal dari cara gue yang beda? Adalah saat gue tidak tahu
cara sama sekali.”
Mungkin kata-kata absurd itu tidak bisa kumengerti
sepenuhnya, tetapi aku yakini terdapat makna mendalam yang ‘wah’ dari kalimat
tersebut sehingga berturut-turut terngiang di telingaku. Memang aku merasa
iklan tersebut mencerminkan bahwa sesuatu yang membawa keberhasilan tidak
didapat dengan mudah begitu saja bahkan tidak secara instan. Semuanya butuh
proses. Misalkan seperti yang digambarkan di iklan tersebut bahwa ia telah
membuka kedai kopi yang terasa nikmat. Namun segalanya dilakukan dan dimulai
dari nol. Saat ia bertekad untuk membuka kedai kopi, ia turun ke bawah
(masyarakat). Ia mulai melakukan observasi seperti biji kopi yang seperti apa
yang biasanya digunakan oleh penjual minuman kopi, bagaimana cara mengolahnya
hingga menjadi minuman kopi yang dapat dinikmati, hingga kopi yang seperti apa
yang biasanya dinikmati oleh masyarakat. Dari semua kerja keras itu berakhir
dengan Bahagia. Ia dapat membuka kedai kopi yang nikmat dan mampu membahagiakan
ayahnya.
Namun aku rasa apabila kisah itu terus berlanjut, maka
akan menjadi kisah yang epic. Selayaknya kehidupan manusia, kita tidak hanya
berhenti begitu saja ketika kita dapat menikmati keberhasilan kita yang datang
begitu saja. Kita akan mengkombinasikan sesuatu yang menghasilkan tersebut
dengan cara yang lain. Bisa saja ia menggali kembali cara lain agar kedai
kopinya tetap berdiri. Misalnya membuat menu baru sehingga tidak hanya ada kopi
yang itu-itu saja atau malah membuat voucher diskon besar-besaran. Seperti
itulah hehee..:p
Akhir kata, aku berikan lirik lagu JKT48-TSUGI NO
SEASON (MUSIM YANG SELANJUTNYA) yang selalu membuatku ingin terus
menyanyikannya.
BERAPA BANYAK
LAGI MIMPI YANG KAN KULIHAT
KAMI ADALAH SANG
GENERASI PENERUS
SIAP MENGURAS
KERINGAT
AGAR TIDAK
MENYESAL
BERAPA BANYAK
LAGI MIMPI YANG KAN KULIHAT
SEMANGAT INI KU
SIMPAN DI DALAM HATI
AYO TEMAN-TEMAN
SEMUA
KITA KEJAR MUSIM
YANG BERKILAU
Salam Manis Dariku,
Aijinchan^_^"o
Tidak ada komentar:
Posting Komentar